Resiko Dibalik Curhat

Pada saat usia remaja, bahkan dari usia sekolah dasar sampai berumah tangga, mungkin sampai kakek-nenek, setiap orang pasti pernah menceritakan sesuatu kepada orang-orang yang dianggap dekat, dan biasanya yang diceritakan adalah masalah pribadi atau biasa disebut “Curhat”, hal ini tidak terlepas karena manusia merupakan makhluk sosial.

Curhat lebih sering dilakukan kepada teman yang dianggap dekat atau sahabat dibandingkan dengan keluarga, Bahkan sebuah survei tentang relationship di Australia yang dimuat di situs www.bodyandsoul.com.au, mengungkap bahwa 88% orang Australia memilih persahabatan sebagai relasi paling penting dalam hidup mereka. Begitu pentingnya arti persahabatan bagi masyarakat (urban) masa kini, sehingga belakangan ini muncul istilah baru, yaitu ‘framily’ -dari kata friend (sahabat) dan family (keluarga).

Istilah ini dalam urban dictionary merujuk pada hubungan persahabatan yang begitu akrab, sehingga sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Bahkan terkadang jauh lebih kental dan langgeng ketimbang hubungan dengan saudara sekandung.

Kebanyakan anda memilih lebih “sreg” curhat dengan sahabat dibandingkan keluarga, karena ada rasa segan, khawatir dan takut, hal yang menurut anda hanya sepele, yang hanya ingin anda ceritakan bisa berbuntut panjang, mungkin bisa jadi anda diintrograsi oleh keluarga.

Siapapun orang yang anda pilih menjadi tempat terpercaya menjadi teman curhat, khususnya teman maka anda harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Pertama, Mereka bisa saja hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi, karena terkadang ada titik dimana teman anda merasa anda keseringan curhat, jadi mereka beranggapan “nanti juga selesai sendiri”.

Kedua, Ketika anda menceritakan apa yang anda lihat, dengar dan rasakan ke orang lain, akan ada kemungkinan  teman anda yang mendengarkan akan ikut larut dalam sisi emosi jika dia tidak bisa membentengi alam bawah sadarnya, misalnya ketika anda menceritakan tentang sosok orang yang anda tidak sukai dikantor karena sifatnya, bisa jadi teman anda yang mendengarkan curhatan akan ikut merasa tidak suka dengan orang tersebut, padahal mereka belum pernah interaksi secara langsung.

Ketiga, Ketika anda curhat dan teman anda balik curhat ke anda. Masalah Anda malah makin bertambah.

Keempat, Yang namanya sebuah hubungan pasti akan ada masa “renggang”, nah ketika anda berada mengalami hubungan ini, ada kemungkinan semua hal yang pernah anda ceritakan bisa “bocor” ke orang lain.

Berhati-hatilah memilih teman curhat, bahkan teman yang anda anggap seperti saudara sendiri tidak lantas bisa menjadi teman curhat yang baik. Kalau anda ragu curhat pada seseorang, lebih baik pendam saja masalah Anda dalam pikiran daripada nanti menimbulkan masalah baru.

Ketika anda merasa tidak ada orang yang bisa dipercaya sebagai teman curhat, tapi anda merasa, kalau anda harus mengeluarkan “unek-unek”  maka curahkan masalah Anda pada Tuhan. Katakan pada-Nya apa yang menjadi problema hidup Anda.  Barangkali Anda tidak akan langsung mendapat respon dari-Nya. Tapi yakinlah pasti hati anda merasa lebih tenang dan lega dan tentunya Dia telah mempersiapkan solusi yang terbaik untuk Anda.

Jadi bersabarlah!


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *