SUSAH SINYAL

Ketika pertama kali gw baca judul film ” SUSAH SINYAL ” diundangan gala premier, hal pertama yang ada dipikiran gw, ini gak jauh dari ngebahas urusan gadget yang susah cari sinyal, hahahaha simple banget ya asumsi gw.

Hal yang buat gw interest untuk hadir nonton pada acara gala premier, karena adanya 2 pemeran, Adinia Wirasti dan Ernest Prakasa. Dan kebetulan saat acara semua pemain hadir dan nonton bareng film SUSAH SINYAL jadi cukup seru.

Nah untuk filmnya sendiri, menurut gw beneran recomended, cocok buat orang yang butuh hiburan, lagi bete, suntuk, jomblo, dompet tipis tapi pengen cekakakan.

Btw, difilm ini gw salut dengan kemampuan “menyutradarai”dan akting Ernest dan pemain lainnya, gw yakin kalian-kalian yang punya banyak hutang, beban hidup yang berat, saat nonton film ini bakalan lupa, yang ada bawaanya ngakak terus, ya..ya…meskipun saat film habis kembali ke kenyataann hidup lagi , hahahaha.

Yang gw pahami dari seorang Ernest, ketika dia menulis skenario dan membuat film, gak akan jauh mengambil cerita dari fenomena yang ada disekitar kehidupan dan sarat akan pesan-pesan kehidupan disetiap filmnya. Oia, di film ini Ernest tetap ngebawa kekhasannya yaitu “Kechina-chinaanya“, yang tentunya dikemas dengan epik.

Beberapa bagian film, yang masih nyangkut dikepala karena menarik perhatian gw adalah:

Ketika Ellen ditanya oleh Tante Maya, hal apa yang ingin dia berikan kepada anaknya, Ellen hanya menjawab “Aku hanya ingin Kiara (anaknya) bahagia“, kemudian Tante Maya berkata “Bagaimana kamu berharap kiara bahagia, jika kamu tidak bahagia, karena bahagianya anak dimulai dari ibu yang bahagia“.

Ellen yang tipikal workaholic, selalu mengambil asumsi terburuk dalam hidupnya, padahal asumsi terburuk membuat hidup kita terasa capek.

Kemudian,

Kamu tau bedanya CINTA dan SAYANG ?, Ketika kamu cinta maka kamu akan memberikan hal yang paling beharga buat dia, yaitu WAKTU.

Yang kocaknya, karen banyak pemeran yang merupakan komika, sehingga celotehan mereka terasa natural, bahkan tanpa ngoceh pun sudah cukup bikin ngakak.

Seperti ketika Ellen sangat perhitungan, maka Ernest komen “Kok gw yang cina, loe yang perhitungan sih“.

Ketika ibunya ernest setiap hari menghubungi, membahas persiapan pernikahan, kemudian Ernest mengomentari “Ribet banget sih“, ibunya hanya komentar ” kalau gak mau repot, pengumuman aja pake toa gak usah resepsi“, sambil tutup telepon.

Dan, masih banyak lagi cerita-cerita yang bikin ngakak, nangis, ngakak lagi, nangis lagi, dst, di mixer jadi satu kaya adonan kue.

Akhirnya yang gw rasakan, setelah nonton film ini dan tentunya jadi bahan renungan buat gw pribadi dalam perjalan pulang adalah, Mungkin hubungan kita yang kurang baik serta sosialisai yang tidak matang dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar kita, dikarenakan kita terlalu sibuk dengan smart phone kita masing-masing. Padahal dari sisi komunikasi, ketika kita berbicara langsung dibandingkan dengan melalui smart phone rentan terjadi miss communication.

So, sesekali sepertinya kita harus mulai sering menyapa orang yang di sekitar kita, dibandingkan orang diseberang sana melalui handphone, media sosial, dll. Atau mungkin terlebih dahulu perlu SUSAH SINYAL agar komunikasi kita menjadi baik, sehingga terbentuk hubungan yang baik dengan orang disekitar kita.

Yes.. Sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh semua orang.

Melati Annisa


Diterbitkan

dalam

, ,

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *