Beberapa hari yang lalu, ada kawan lama yang mengajak saya diskusi mengenai berita yang ng-Hits saat ini, mulai dari kasus kopi sianida Wayan Mirna Sari, sampai yang lagi HOT adalah mengenai PILKADA DKI Jakarta.
Bagi kami yang memiliki pengalaman bekerja di media, dan pernah belajar tentang efek media, pastinya sedikit banyak paham mengenai dapur berita-berita yang disajikan saat ini.
Bahkan jika ada pertanyaan apakah berita-berita yang disiarkan saat ini OBJEKTIF, maka kami pasti menjawab kompak TIDAK ADA BERITA YANG OBJEKTIF.
Dalam Agenda Setting media massa, Media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media akan mempengaruhi khalayak sasaran untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting juga oleh masyarakat.
Misalnya pada kasus Kopi sianida Mirna, Mirna bukan publik figur di Indonesia, tapi setelah beliau meninggal dan diberitakan, dia mendadak jadi terkenal, banyak orang yang ingin mengetahui perkembangan kasusnya. Bahkan rating salah satu stasiun TV yang menyiarkan proses persidangannya secara langsung, naik drastis.Tandanya media sukses membuat berita mirna menjadi penting, dan pastinya akan berdampak pada profit stasiun TV tersebut.
Namun yang lebih dikhawatirkan adalah, ketika media menganggap atau berasumsi bahwa pembunuh Mirna adalah Jessika, maka semua orang yang melihat berita menganggap bahwa Jessika memang benar pembunuh, meskipun Hakim belum memutuskan, Yang berbahaya adalah ketika opini masyarakat mempengaruhi keputusan hakim nantinya, meskipun kita yakin Hakim memiliki pertimbangan, bukti, ilmu, analisa serta pengalaman sehingga memutuskan dengan adil nantinya.
So, berita memang terkesan sepele, tapi terkadang bisa mempengaruhi bahkan sampai kebijakan sebuah negara.
Dalam media, dikenal juga istilah FRAMING, Framing adalah proses membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
Misalnya dalam berita PILKADA, ada baiknya ketika kita men-share berita, kita harus melihat berita tersebut dari MEDIA MASSA APA, SIAPA CEO NYA, SIAPAKAH PENULIS beritanya karena seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa tidak ada berita yang ditulis secara OBJEKTIF.
Saya yakin, masyarakat saat ini lebih bijak, cerdas dalam memilih calon Gubernur DKI Jakarta, dan sudah paham inginnya seperti apa pimpinan mereka. Namun kadang banyak berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, bahkan banyak masyarakat yang terpropoganda oleh berita yang beredar.
Jadi, mari kita belajar untuk lebih bijak ketika melihat sesuatu kejadian, memberikan pencerahan ke orang lain serta belajar memfilter segala berita yang belum pasti kebenarannya.
Tinggalkan Balasan