Idul Fitri 2019, menjadi awal mula saya dan suami memutuskan untuk program hamil. Kenapa sih Idul Fitri 2019 ini bisa menjadi trigger buat kami untuk mengambil keputusan program hamil setelah memasuki usia pernikahan tahun ke tujuh.
Kalau dipikir-pikir iya juga ya, selama ini kami kemana aja dan ngapain, sampai lupa dan tidak ada keinginan untuk memiliki keturunan.
Saat itu kami benar-benar menikmati kesibukan masing-masing, bahkan saya dan suami sempat melanjutkan pendidikan. Jadi, ketika sebelum tidur kami sering melakukan pillow talk pun membahas kegiatan seharian masing-masing dan plan untuk esok hari.
Sedikit sharing, awal pernikahan kami memulai semua kehidupan berumah tangga dari nol tanpa ada ikut campur dari kedua belah pihak keluarga. Setelah menikah 2 bulan, langsung pisah rumah dengan keluarga. Mencari pekerjaan baru karena sebelumnya saya sempat resign dikarenakan ada aturan dari tempat saya bekerja sebelumnya, jika menikah maka diminta mengundurkan diri. Begitupun dengan suami yang baru bekerja di tempat baru dan memang sesuai passionnya di bidang IT.
Hari-hari kamu terlewati dengan berbagai aktifitas. Pertanyaannya, apakah keluarga, kerabat atau teman menanyakan kapan hamil? Jawabannya, iya… sudah pasti. Tapi karena saya dan suami happy dan tidak merasakan ada kekurangan apapun, khususnya kasih sayang dan cinta ya :)) jadi, enjoy² aja kalau ada pertanyaan “Kapan punya anak?”
Nah, kembali lagi keperihal Lebaran 2019. Ketika kami kumpul keluarga, keponakan² kami yang seingat saya masih TK, SD bercerita kalau mereka sekarang sibuk persiapan masuk Universitas, bahkan keponakan yang kemarin sepertinya masih belum sekolah, sudah bercerita tentang cowok di sekolahnya yang dia sukai. Ditambah lagi keponakan cowok, ketika berbicara yang sebelumnya suaranya imut, sekarang jadi ngebass.
Pada saat acara, semua berjalan biasa-biasa aja, saudara² pun tidak ada yang menyinggung perihal anak kepada kami, mungkin karena sudah terpatri dibenak mereka, ya kami “hanya ada saya dan suami”. Hal tersebut juga yang membuat kami enjoy.
Tibalah kami pulang kerumah, dan seperti biasa sebelum tidur rutinitas pillow talk dilakukan, saya memulai dengan membahas acara lebaran tadi siang. Saya masih ingat waktu bilang ke suami “Rafa dan Fikri, ya ampun suaranya ngebass banget, padahal baru kemarin rasanya aku cium²in”, dilanjut “Farah juga cerita tentang cowok di sekolahnya, padahal kan dia rasanya baru kemarin joget² kalau nonton film India”. Dan tiba-tiba saya bilang ke suami “Bi kita udah tua ya?, rasanya baru kemarin ternyata udah bertahun-tahun yang lalu Bi”. “Bi usia aku udah 31 tahun ternyata, aku udah berumur, aku makin susah hamil gak, aku masih bisa hamil gak?”. Dan pertanyaan² lainnya.
Ngerasa banget malam itu, banyak pertanyaan kekhawatiran yang timbul dari diri sendiri, terkait anak. Kalau dirunut kembali pada malam tersebut, seperti merasa Allah yang menyentuh hati kami. Dan dimalam tersebut pun suami bilang “Yuk kita program hamil, Bismillah…”. Adem banget denger ucapan suami.
Dan sebelum tidur perjanjian pertama pun diikrarkan oleh kami berdua, yaitu kita maju bareng-bareng untuk ikut program hamil baik ke medis dan alternatif dengan happy tanpa paksaan, serta apapun hasilnya harus saling support dan meyakini Insya Allah saya bisa hamil.
Program hamilnya dimulai dari mana? Dimulai dari tidur malam ini, dan besok kita cari sebanyak-banyaknya informasi.
Alhamdulillah, terima kasih Allah menyadarkan kami dengan cara tak terduganya.
Tinggalkan Balasan