Storytelling adalah strategi pemasaran baru yang saat ini mulai hangat dipergunakan oleh para marketer untuk membangun merek.
Storytelling adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada para penyimak, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto maupun suara.
Awal mulanya, Storytelling biasa digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih kemampuan mendengar secara menyenangkan,
Saat ini storytelling membawa perubahan, Dalam banyak kasus seringkali perubahan itu mengalami banyak kegagalan , karena seringnya ketidakmampuan si pembuat perubahan dalam menyampaikan gagasan perubahan beliau, meskipun betapa bagusnya gagasan tersebut. Sehingga mengakibatkan tidak terpecahkannya masalah-masalah baru yang bermunculan, perlu kita ingat sesuai perkembangan zaman, maka banyak hal-hal baru yang bermunculan, bayangkan saja jika masalah-masalah baru ini tidak terpecahkan.
Keywordsnya adalah, saat ini dibutuhkan seorang storyteller , yang mampu menyampaikan perubahan atau gagasan baru yang mampu dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik, dengan tujuan mempengaruhi oranglain, baik secara emosional dan perilaku sehingga diharapkan bisa mengikuti apa yang kita harapkan.
Tahun 2014, Line mengampanyekan merek dengan membangkitkan cerita klasik film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang sukses pada tahun 2000-an. Film dalam durasi 10 menit ini menceritakan tentang kelanjutan hubungan antara Rangga dan Cinta yang terpisah selama 12 tahun, dan mereka akhirnya kembali bertemu setelah terhubung oleh Line, melalui grup alumni SMA. Film singkat ini menciptakan efek viral sehngga membuatnya ditonton lebih dari 5 juta pengguna internet.
Line bisa dikatakan berhasil dalam mengkampanyekan merek melalui strategi storytelling nya, dari iklan tersebut merek Line ikut menyebar luas dimasyarakat, banyak masyarakat yang mendownload aplikasi line di gadget mereka. Disinipun terlihat jelas dalam hal brand awareness, storytelling membantu ingatan konsumen akan merek. Selain itu storytelling juga membatu proses recall dan recognition . Selain itu, storytelling pun bisa membangun brand association dan perceived quality
Hal yang perlu diingat adalah storytelling adalah sebuah strategi bukan alat. Iklan, film, maupun alat bercerita lainnya hanyalah communication channel. Story telling harus menciptakan happy ending bagi merek anda dan bukan cerita sedih. Sehingga diperlukan perencanaan dan proses yang matang dalam memabangun strategy storytelling.
-MA-
Tinggalkan Balasan